Ingin Tua Tapi Keren

ngin Tua tapi Keren
Empat pria lajang ini bisa dikatakan sangat memperhatikan penampilan. Memiliki tubuh berotot merupakan kebanggaan bagi mereka. Seberapa susah sih usaha mereka mendapatkannya? Apa pula tujuannya? Berikut sedikit cerita yang dibagikan oleh Rio, Ryo, Cliff, dan Steff.

---

Sejak kapan mulai ikut fitness untuk membentuk tubuh?

Rio: Sejak 2003. Soalnya, saya sudah lama menekuni dunia model. Pada 1995 saya ikut acara pemilihan model, tapi baru 2002 jadi model profesional. Bagi model, tubuh kan aset. Jelek kalau perut buncit. Jadi, badan harus dijaga biar kurus, tapi tetap kelihatan berisi.

Cliff: Kalau saya, sekitar 2000. Mungkin pas lulus SMA. Dulu, saya ikut fitness karena ingin gemuk. Dulu saya ceking. Beratnya hanya 49 kilogram. Padahal, tinggi saya sekitar 175 cm. Jelek kan. Makanya, saya ikut. Seneng saja sih. Boleh makan banyak, tapi olahraga, hehehe. Dalam dua bulan, sudah kelihatan hasilnya. Jadi semakin semangat olahraga. Sekarang saya suka ikut kontes.

Steff: Wah, kalau saya tidak punya tujuan apa-apa, ya. Beda sama Rio atau Cliff yang memang buat pekerjaan atau kontes. Pertimbangan saya sih, paling biar tidak obesitas. Biar sehat, hehehe. Dulu saya kali pertama ikut umur 18 tahun. Gara-gara diajak teman, akhirnya tertarik terus ikut.

Ryo: Saya ikut fitness sejak 2005. Soalnya, saya dulu gendut banget. Pernah sampai 80 kilogram. Sekarang agak turun sih, meski tidak banyak. Hahaha. Menurut saya, fitness itu bertujuan menjaga tubuh agar tidak gendut saja sih. Soalnya, saya ingin kalau tua tetap terlihat keren. Nggak buncit perutnya.

Ikut karena kesadaran sendiri atau desakan orang lain?

Cliff: Disuruh mama. Mama bilang, badan saya jelek kalau kurus. Makanya, saya harus latihan. Kebetulan, mama juga hobi fitness. Jadi, saya diajak. Dulu, hampir setiap hari latihan bareng mama. Sekarang sudah terbiasa latihan sendiri.

Ryo: Teman. Soalnya, saya males olahraga kalau nggak ada teman. Makanya, kalau ada yang ngajakin, baru saya mau. Apalagi, olahraga terus, saya cepat bosan. Dulu, saya keluar masuk tempat fitness biar nggak bosan.

Steff: Iya, teman. Biasa kan, dulu teman-teman suka ngomongin badan bagus tuh kayak gimana. Ya kebawa juga. Latihan bareng-bareng kan seru. Tapi, jeleknya, kalau teman pindah tempat fitness, kita ikut pindah juga.

Rio: Kalau saya sih, keinginan sendiri. Soalnya, saya sadar, kalau badan tidak dijaga, saya tidak laku jadi model, dong. Sekarang sih aktivitas di dunia model memang sudah agak saya kurangi. Sebab, saya punya bisnis sendiri. Tapi, penampilan tetap harus dijaga karena bisnis saya di dunia kecantikan juga.

Selain fitness, ada usaha lain untuk menjaga bentuk tubuh?

Ryo: Ya sama dengan cewek lah. Kami juga menghindari makan malam sama makanan berlemak. Misalnya kulit ayam, paling banyak lemaknya. Juga makanan bersantan. Kalau pengin, sedikit boleh lah.

Rio: Makanan bersantan. Kami kebetulan suka jajan. Tapi, ya itu, agak pilih-pilih. Misalnya beli gulai atau apa gitu, kami nggak makan kuahnya. Soalnya, menurut saya, santan yang paling jahat.

Cliff: Sama dengan dia. Paling, makanan berlemak begitu lah. Tapi, keuntungan saya, saya bisa makan banyak. Soalnya, saya hobi olahraga dan badan saya mudah diatur. Meskipun hari ini saya makan banyak, besoknya langsung saya pakai olahraga. Jadi, tidak sempat gemuk.

Steff: Kalau saya, yang penting tidak makan goreng-gorengan. Saya lebih suka makanan yang tidak berasa. Misalnya daging ayam bagian dada yang direbus. Terus, makan roti gandum sama spageti. Itu saja sih menunya. (any/dos)

Data Pribadi

Rio Susanto (Rio)

Lajang, 28 tahun

Model, owner salon Excellence

Tinggi 180 cm, berat 70 kg

Rioavianto (Ryo)

Lajang, 28 tahun

Lawyer Kantor Hukum Ernanto Soedarno

Tinggi 175 cm, berat 73 kg

Cliffiandri Adiwibowo (Cliff)

Lajang, 26 tahun

Pengusaha

Tinggi 175 cm, berat 66 kg

Stefanus Buntoro (Stef)

Lajang, 21 tahun

Staf Lawyer Kantor Hukum Bintoro Law Firm

Staf HRD PT Leewon

Tinggi 182 cm, berat 72 kg